Tech In Asia: Boeing Investasi di Startup SaaS Rantai Pasok Quincus
Startup penyedia software-as-a-service (SaaS) untuk rantai pasok global, Quincus, mengumumkan penutupan putaran Seri B dengan tambahan pendanaan dari AEI Horizonx, perusahaan modal ventura yang didirikan oleh produsen pesawat terbang Boeing dan AE Industrial.
Total pendanaan yang diraih Quincus dalam putaran ini diperkirakan mencapai lebih dari US$100 juta atau setara Rp1,4 triliun. AEI Horizonx bergabung dalam jajaran investor Quincus di putaran Seri B yang terdiri dari UP.Partners dan GGV Capital.
Quincus pertama kali mengumumkan dibukanya putaran pendanaan Seri B pada akhir September 2021. Startup asal Singapura ini menutup putaran Seri B berselang sembilan bulan setelah mengantongi pendanaan Seri A yang dipimpin GGV Capital, Masik Enterprises, dan Aletra Capital Partners.
Dengan tambahan modal yang diperoleh, Quincus hendak memanfaatkannya untuk melakukan ekspansi global dengan fokus meningkatkan pertumbuhan komersial di Amerika Serikat. Masuknya AEI Horizonx sebagai investor juga memungkinkan Quincus untuk menjalin kemitraan strategis.
Direktur AEI Horizonx, Beckett Jackson menjelaskan bahwa Quincus dapat membantu para kliennya untuk membuka dan mengoptimalkan rute pengiriman baru dengan memanfaatkan kendaraan pengiriman kargo..
“Dengan dukungan AEI HorizonX, Quincus tidak hanya memperoleh tambahan modal. Kami juga menerima dukungan akses yang lebih besar ke pengetahuan operasional yang mendalam dan hubungan kerja sama industri yang telah dibangun oleh Boeing dan AEI Industrial selama beberapa dekade terakhir,” kata Jonathan E. Savoir, Co-founder dan CEO Quincus.
Saat ini, Quincus sedang mengembangkan penawaran layanan multi-mile dengan memperkuat visibilitas real time dan platform machine learning. Investasi dalam pengembangan layanan ini memungkinkan perusahaan memperkuat ekosistem rantai pasok multi-moda di sektor first mile, mid mile, dan last mile.
Quincus beroperasi di sejumlah pasar seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, Taiwan, Amerika Serikat, dan baru membuka kantor di Vietnam, Filipina, Thailand, beberapa negara di Timur Tengah, dan Meksiko.